Sebuah
pengalaman yang indah bagi saya mengikuti program SM-3T. Tepat pada tanggal 5
September 2016 saya bersama teman-teman berangkat ke Kabupaten Bengkayang,
Kalimantan Barat. Saat pembagian tugas mengajar Alhamdulillah saya mendapat di
SMK Negeri 1 Jagoi Babang, dalam bayangan saya “oh di SMK berati
saya bisa menyalurkan ilmu saya di bidang otomotif” namun ternyata di SMK Negeri 1 Jagoi Babang hanya ada Jurusan Teknik Jaringan Komputer. Awalnya
saya tidak memiliki bayangan akan mengajar seperti apa. Tapi saya yakin pasti
bisa. Di SMK Negeri 1 Jagoi Babang saya mendapat tugas
menjadi wali kelas. SMK Negeri 1 Jagoi Babang hanya ada 2 guru PNS yaitu kepala
sekolah dan wakil
kepala sekolah saja. Tapi itu semua tidak
mematahkan semangat saya dalam mengajar. Keadaan tersebut membuat saya bisa
berfikir bagaimana caranya membuat anak-anak semangat sekolah, memajukan
sekolah, dan membuat orang tua percaya untuk menyekolahkan anaknya di SMK Negeri 1 Jagoi Babang. Ternyata banyak guru-guru yang rela
meninggalkan keluarganya demi mencerdaskan anak bangsa. Hidup dengan segala
keterbatasan ternyata tidak menghalangi semangat mereka.
Di SMK Negeri 1 Jagoi Babang terdapat fasilitas
asrama guru dan siswa. Karena ada beberapa guru yang rumahnya jauh dan harus
membawa keluarganya sehingga harus tinggal di asrama. Sehingga suasana di SMK Negeri 1 Jagoi Babang tidak terlalu sepi. Prinsip hidup saya
yaitu “di mana saya tinggal
disitulah keluarga baru saya” jadi saya selalu membaur dengan masyarakat. Dari
situlah saya bisa merasa senang dan nyaman. Untuk kegiatan setiap hari Minggu
atau libur kami bermain
dengan siswa. Seringkali siswa mengajak saya dan teman saya untuk pergi ke sungai mencari ikan. Kadang kala saya
bersama teman-teman juga pergi ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi,
atau sekedar pergi ke kota
kabupaten.
Melalui SM-3T Saya menemukan sebuah
kehidupan yang baru, kehidupan ini memberikan sebuah arti pengalaman yang
sangat luar biasa dan menjadi sebuah pengalaman yang mungkin tidak semua orang
bisa mendapatkannya. Saya bisa belajar budaya dan adat istiadat yang sangat
berbeda dengan kebudayaan di daerah asal. Saya belajar menghargai dan
toleransi. Selain itu saya menemukan keluarga baru di Kabupaten Bengkayang yang
sangat ramah yaitu keluarga Bapak Abdurrahman. Setiap liburan kami selalu
berkunjung kerumah Pak Rahman. Pak Rahman selalu membimbing kami dan berpesan
bahwa dimanapun tempat tugas tetap harus disyukuri. Pak Rahman selalu bilang
“jadi orang tu harus serba bisa mas. Seperti prinsip saya ape be yang saya ndak
bise. Pilot jak
yang belum bise. Karena semua bisa dipelajari jadi harus bisa” Itulah kata-kata
ambisi pak Rahman yang selalu teringat bahwa hidup itu harus punya ambisi dan
harus serba bisa.
Itulah pengalaman yang saya dapatkan
selama satu tahun mengabdi di daerah
perbatasan. Semoga kedepannya saya bisa lebih berkontribusi di bidang
pendidikan. Salam MBMI … J(oleh Wahyu Danang Saputro, S.Pd.)
No comments:
Post a Comment