Sunday, January 6, 2019

Kehangatan Baru di Batas Negara


Mengikuti SM-3T ini merupakan keinginan saya yang berawal dari rasa penasaran bagaimana hidup di luar Jawa yang masih jauh dari keramaian. Awalnya saya pesimis untuk mengikuti SM-3T karena tidak ada dukungan dari orang tua terutama ibu. Selain itu latar belakang saya yang belum pernah jauh dari orang tua membuat saya takut. Tapi keinginan untuk mengikuti SM-3T terus muncul. Melihat acara di TV, melihat cerita alumni SM-3T di internet sepertinya program ini menyenangkan. Akhirnya rasa pesimis itu hilang dengan sendirinya. Dan saya mulai meyakinkan kepada orang tua bahwa saya ingin mengabdi di luar Jawa. Awalnya orang tua bingung dan tidak percaya, “apakah kamu bisa nak hidup di sana, kalau sakit bagaimana?” kata-kata pertama yang muncul dari seorang Ibu. Tapi saya yakin bisa tidak akan sakit. Dan perlahan Ayah mengizinkan dan memberi pengetahuan kepada Ibu bahwa saya pasti bisa hidup mandiri. Berkat doa dan dukungan orang tua akhirnya saya lolos dari rangkaian tes SM-3T. Sedih dan senang pasti ada saat mulai meninggalkan rumah. Ya, tepat pada tanggal 5 September 2016 saya diantar oleh kedua orang tua dan adik saya sampai ke Bandara. Rasa malu pasti ada karena teman-teman yang lain hanya diantar sampai UNY tapi saya diantar sampai pintu masuk Bandara. Ah tapi pikir saya itu sebuah bentuk kasih sayang kedua orang tua.
Nah tibalah saatnya di daerah Kalimantan Barat, Kabupaten Bengkayang. Dan tibalah saatnya kami pembagian daerah tugas. Saya mendapat bagian tugas di SMA Negeri 1 Jagoi Babang tepat di perbatasan antara Malaysia dan Indonesia. Di situ saya merasa takut karena hanya sendiri yang tugas di SMA Negeri 1 Jagoi Babang. Namun setelah saya bertemu dengan salah satu guru yang diberi tugas menjemput saya yaitu Bapak Abdurahman, Saya merasa sedikit lega karena beliau bercerita bahwa istrinya itu orang Purworejo. Walaupun belum kenal tapi rasanya sudah lega ternyata ada yang 1 daerah dengan saya. Setelah sampai di Jagoi Babang kami ditempatkan di asrama SMK Negeri 1 Jagoi Babang. Saya lebih lega lagi karena ternyata saya tidak hidup sendiri. Perjalanan dari Kabupaten Bengkayang sampai ke Jagoi Babang itu kurang lebih 2 jam.
Awal pertama datang sudah disambut oleh siswa, dan paginya saya sudah dijemput oleh siswa untuk berangkat ke SMA Negeri 1 Jagoi Babang. Suasana baru dan rasa canggung pasti ada. Setelah saya sampai di SMA Alhamdulillah mendapat sambutan hangat dari bapak ibu guru. Selama tugas di SMA saya selalu dibimbing, dihibur, dan selalu diajak untuk bekerjasama. Karena tugas yang begitu banyak dan persiapan akreditasi akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di asrama SMA. Di asrama SMA banyak bapak ibu guru yang sudah berkeluarga tinggal di situ karena akses jarak dari rumah ke sekolah jauh. Mereka banyak yang pisah dengan keluarga karena tugas. Senin sampai Jumat mereka tinggal di sekolah, Sabtu dan Minggu mereka diberi waktu untuk pulang kerumah bertemu keluarga. Tidak mudah menjalani kehidupan yang jauh dari suami, istri, dan anak-anak. Tapi saya salut mereka mampu melalui kehidupan tersebut. Ada Satu guru yang hanya pulang jika libur semester yaitu Ibu Ester. Selama saya tinggal di asrama sekolah bu Ester lah yang sering menemani saya. Di mana beliau sudah menganggap saya sebagai anaknya sendiri. Bahkan untuk sarapan pagi beliau yang menyiapkan untuk saya. Saya pun merasa bahwa bu Ester sudah seperti ibu kandung saya sendiri. Beliau selalu menjaga saya, membimbing saya dalam pergaulan sehari-hari. Saya merasa beruntung berada di lingkungan yang bisa menerima saya dengan baik. Selain itu ada juga bu Salma yang sudah memiliki 2 anak yang masih kecil-kecil. Ketika saya merasa kesepian atau rindu rumah. Saya bisa datang ke rumah bu Salma bermain dengan anak-anaknya. Dan Ketika kami ada tugas atau sekedar koordinasi dengan teman-teman SM-3T bengkayang kami juga ada tempat untuk tinggal yaitu rumah Bapak Abdurahman. Pak Rahman juga sudah seperti orang tua kami. Segala fasilitas kami gunakan dan rumah Pak Rahman menjadi tujuan kami berlibur.
SM-3T memberikan pengalaman hidup yang luar bisa. Saya bisa berbagi ilmu dengan siswa, dan mendapat pengalaman dari siswa. Banyak mereka yang masih sekolah tapi juga bekerja karena untuk membantu orang tua. Mereka hidup mandiri, banyak orang tuanya yang pergi ke Malaysia untuk bekerja dan mereka harus tinggal sendiri bersama adiknya atau neneknya. Walaupun mereka hidup jauh dari orang tua namun usaha mereka untuk sekolah dan mengurus adiknya selalu membuat saya salut dengan mereka. Banyak mereka yang tinggal di asrama SMA atau di asrama UPT karena jarak rumah ke sekolah cukup jauh dan melewati jalanan yang berlumpur.
Setiap hari Minggu selesai ibadah siswa-siswa selalu mengajak saya untuk pergi ke liki (sungai) untuk mencari ikan mereka biasa menyebutnya “nekes”. Hasil ikannya langsung dibakar dan dimakan bersama. Karena saya guru sendiri biasanya mereka selalu berkata “ajak Pak Danang bu untuk kawankan ibu kalau kami menyelam, biar ibu tak seperti orang hilang menunggu kami”. Begitu perhatiannya mereka dengan saya.
        

    Selain bermain dengan mereka, untuk hari Minggu biasanya kami berkumpul dengan teman-teman dari daerah lain. Biasanya jika sudah hari Sabtu mereka yang mendapat tugas di daerah Siding, Sebujit, Tamong, mereka turun ke Jagoi Babang untuk menikmati weekend.  

ini merupakan jalan menuju daerah Sebujit, Siding. Jika hujan jalannya sulit dilewati



Yaa begitu lah pengalaman saya selama satu tahun mengabdi. Terima kasih SM-3T memberikan pengalaman yang luar biasa untuk saya, Saya bisa memiliki banyak saudara, bisa belajar hidup sederhana, bisa belajar hidup mandiri, dan bisa membuat saya lebih dewasa, hidup di daerah yang sulit sinyal, belajar budaya yang beraneka ragam. Saya bersyukur bisa bertemu dengan anak-anak dan guru-guru di pelosok negeri yang memiliki semangat yang tinggi. Selama satu tahun saya bisa menikmati hidup dengan nyaman dan damai. Keinginan dan cita-cita saya bisa tersalurkan melalui SM-3T bisa berbagi ilmu di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Semoga suatu saat bisa lebih berkontribusi dalam bidang Pendidikan. Salam MBMI …. (oleh Lulut Putri Hamumpuni, S.Pd.)




No comments:

Post a Comment

Merdeka Belajar

 Merdeka Belajar Kebebasan setiap individu atas hak-haknya tanpa melanggar atau mengambil hak kebebasan individu lain-Ki HadjarDewantara Leb...