Mengikuti SM-3T ini merupakan keinginan
saya yang berawal dari rasa penasaran bagaimana hidup di luar Jawa yang masih
jauh dari keramaian. Awalnya saya pesimis untuk mengikuti SM-3T karena tidak
ada dukungan dari orang tua terutama ibu. Selain itu latar belakang saya yang
belum pernah jauh dari orang tua membuat saya takut. Tapi keinginan untuk
mengikuti SM-3T terus muncul. Melihat acara di TV, melihat cerita alumni SM-3T
di internet sepertinya program ini menyenangkan. Akhirnya rasa pesimis itu
hilang dengan sendirinya. Dan saya mulai meyakinkan kepada orang tua bahwa saya
ingin mengabdi di luar Jawa. Awalnya orang tua bingung dan tidak percaya,
“apakah kamu bisa nak hidup di sana,
kalau sakit bagaimana?” kata-kata pertama yang muncul dari seorang Ibu. Tapi
saya yakin bisa tidak akan sakit. Dan perlahan Ayah mengizinkan dan memberi pengetahuan kepada Ibu
bahwa saya pasti bisa hidup mandiri. Berkat doa dan dukungan orang tua akhirnya
saya lolos dari rangkaian tes SM-3T. Sedih dan senang pasti ada saat mulai
meninggalkan rumah. Ya, tepat pada tanggal 5 September 2016 saya diantar oleh
kedua orang tua dan adik saya sampai ke Bandara. Rasa malu pasti ada karena
teman-teman yang lain hanya diantar sampai UNY tapi saya diantar sampai pintu masuk Bandara. Ah tapi pikir saya itu
sebuah bentuk kasih sayang kedua orang tua.
Nah tibalah saatnya di daerah Kalimantan
Barat, Kabupaten Bengkayang. Dan tibalah saatnya kami pembagian daerah tugas.
Saya mendapat bagian tugas di SMA Negeri 1 Jagoi Babang tepat di perbatasan
antara Malaysia dan Indonesia. Di situ
saya merasa takut karena hanya sendiri yang tugas di SMA Negeri 1 Jagoi Babang. Namun setelah saya bertemu dengan
salah satu guru yang diberi tugas menjemput saya yaitu Bapak Abdurahman, Saya
merasa sedikit lega karena beliau bercerita bahwa istrinya itu orang Purworejo.
Walaupun belum kenal tapi rasanya sudah lega ternyata ada yang 1 daerah dengan
saya. Setelah sampai di Jagoi Babang kami ditempatkan di asrama SMK Negeri 1 Jagoi Babang. Saya lebih lega lagi
karena ternyata saya tidak hidup sendiri. Perjalanan dari Kabupaten Bengkayang
sampai ke Jagoi Babang itu kurang lebih 2 jam.
Awal pertama datang sudah disambut oleh
siswa, dan paginya saya sudah dijemput oleh siswa untuk berangkat ke SMA Negeri 1 Jagoi Babang. Suasana baru dan rasa canggung pasti
ada. Setelah saya sampai di SMA Alhamdulillah mendapat sambutan hangat dari
bapak ibu guru. Selama tugas di SMA saya selalu dibimbing, dihibur, dan selalu
diajak untuk bekerjasama. Karena tugas yang begitu banyak dan persiapan
akreditasi akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di asrama SMA. Di asrama SMA banyak bapak ibu
guru yang sudah berkeluarga tinggal di situ
karena akses jarak dari rumah ke sekolah jauh. Mereka banyak yang pisah dengan
keluarga karena tugas. Senin sampai Jumat mereka tinggal di sekolah, Sabtu dan
Minggu mereka diberi waktu untuk pulang kerumah bertemu keluarga. Tidak mudah
menjalani kehidupan yang jauh dari suami,
istri, dan anak-anak. Tapi saya salut
mereka mampu melalui kehidupan tersebut. Ada Satu guru yang hanya pulang jika
libur semester yaitu Ibu Ester. Selama saya tinggal di asrama sekolah bu Ester lah yang sering
menemani saya. Di mana
beliau sudah menganggap saya sebagai anaknya sendiri. Bahkan untuk sarapan pagi
beliau yang menyiapkan untuk saya. Saya pun merasa bahwa bu Ester sudah seperti
ibu kandung saya sendiri. Beliau selalu menjaga saya, membimbing saya dalam
pergaulan sehari-hari. Saya merasa beruntung berada di lingkungan yang bisa
menerima saya dengan baik. Selain itu ada juga bu Salma yang sudah memiliki 2
anak yang masih kecil-kecil. Ketika saya merasa kesepian atau rindu rumah. Saya
bisa datang ke rumah bu Salma bermain dengan anak-anaknya. Dan Ketika kami ada
tugas atau sekedar koordinasi dengan teman-teman SM-3T bengkayang kami juga ada
tempat untuk tinggal yaitu rumah Bapak Abdurahman. Pak Rahman juga sudah
seperti orang tua kami. Segala fasilitas kami gunakan dan rumah Pak Rahman
menjadi tujuan kami berlibur.
SM-3T memberikan pengalaman hidup yang
luar bisa. Saya bisa berbagi ilmu dengan siswa, dan mendapat pengalaman dari siswa. Banyak mereka yang masih sekolah
tapi juga bekerja karena untuk membantu orang tua. Mereka hidup mandiri, banyak
orang tuanya yang pergi ke Malaysia untuk bekerja dan mereka harus tinggal
sendiri bersama adiknya atau neneknya. Walaupun mereka hidup jauh dari orang
tua namun usaha mereka untuk sekolah dan mengurus adiknya selalu membuat saya
salut dengan mereka. Banyak mereka yang tinggal di asrama SMA atau di asrama
UPT karena jarak rumah ke sekolah cukup jauh dan melewati jalanan yang
berlumpur.
Setiap hari Minggu selesai ibadah siswa-siswa selalu mengajak saya
untuk pergi ke liki
(sungai) untuk
mencari ikan mereka biasa menyebutnya “nekes”.
Hasil ikannya langsung dibakar dan dimakan bersama. Karena saya guru sendiri
biasanya mereka selalu berkata “ajak Pak Danang bu untuk kawankan ibu kalau
kami menyelam, biar ibu tak seperti orang hilang menunggu kami”. Begitu
perhatiannya mereka dengan saya.
Selain bermain dengan mereka, untuk hari Minggu biasanya kami berkumpul dengan teman-teman dari daerah lain. Biasanya jika sudah hari Sabtu mereka yang mendapat tugas di daerah Siding, Sebujit, Tamong, mereka turun ke Jagoi Babang untuk menikmati weekend.
ini
merupakan jalan menuju daerah Sebujit, Siding. Jika hujan jalannya sulit
dilewati
|
Yaa begitu lah pengalaman saya selama satu
tahun mengabdi. Terima kasih SM-3T memberikan pengalaman yang luar biasa untuk
saya, Saya bisa memiliki banyak saudara, bisa belajar hidup sederhana, bisa
belajar hidup mandiri, dan bisa membuat saya lebih dewasa, hidup di daerah yang
sulit sinyal, belajar budaya yang beraneka ragam. Saya bersyukur bisa bertemu
dengan anak-anak dan guru-guru di pelosok negeri yang memiliki semangat yang
tinggi. Selama satu tahun
saya bisa menikmati hidup dengan nyaman dan damai. Keinginan dan cita-cita saya
bisa tersalurkan melalui SM-3T bisa berbagi ilmu di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Semoga suatu saat bisa lebih
berkontribusi dalam bidang Pendidikan. Salam MBMI …. J (oleh Lulut
Putri Hamumpuni, S.Pd.)
No comments:
Post a Comment