Indonesia
merupakan negara kesatuan yang penuh dengan keberagaman. Indonesia terdiri atas
beraneka ragam suku, budaya, ras, dan agama. Indonesia memiliki kebudayaan yang
lengkap dan variatif. Keanekaragaman budaya Indonesia merupakan aset yang tidak
ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan.
Beruntung sekali jika kita bisa berkeliling melihat keanekaragaman budaya
Indonesia.
Penulis
memiliki kesempatan untuk melihat dan ikut serta dalam melestarikan salah satu
kebudayaan Indonesia yaitu Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit, Kalimantan
Barat. Kesempatan ini didapatkan ketika penulis terpilih menjadi salah satu
guru SM3T di Kalimantan Barat. Guru SM3T adalah seorang sarjana muda yang
dikirim oleh pemerintah untuk mendidik di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan
Tertinggal). Pemerintah dengan program SM3T Kemendikbud mengirimkan guru-guru
pilihan ke daerah 3T dengan tujuan memeratakan kualitas pendidikan di
Indonesia. Penulis ditempatkan di Desa Sebujit, Kec. Siding, Kab. Bengkayang,
Prov. Kalimantan Barat, lebih tepatnya di SMP N 3 Siding. Selain fokus terhadap
pendidikan penulis juga ikut bersosialisasi dengan masyarakat. Salah satunya
adalah ikut serta dalam acara pesta Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit.
Gawai
Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit merupakan upacara adat untuk menyambut hasil panen
yang rutin dilakukan. Upacara adat ini merupakan cara untuk mengungkapkan rasa
syukur dan terimakasih kepada Jubata (Tuhan) atas hasil panen yang melimpah. Gawai
Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit dilaksanakan selama satu minggu. Selama satu
minggu acara Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit diisi berbagai macam kegiatan.
Ada acara ramah tamah ke rumah tetangga seperti hari raya idul fitri, diisi
dengan makan dan minum, ritual nyobeng (memandikan atau membersihkan tengkorak
hasil mengayau oleh nenek moyang), lomba menyumpit, dan panjat pinang terbalik.
Ketika acara ramah tamah penulis sedang menjalankan ibadah puasa ramadhan
sehingga tidak bisa berkeliling menuju rumah-rumah penduduk. Makanan dan
minuman yang disajikan tiap rumah berbeda-beda, tetapi ada satu makanan dan
minuman yang pasti ada yaitu lemang dan tuak/arak. Setiap rumah terbuka untuk
menyambut semua tamu yang hadir, tidak melihat dari mana asal tempat tinggal
baik dari desa sebujit atau dari luar desa sebujit bahkan dari desa dan kecamatan
lain. Suasana kekeluargaan sangat terasa ketika acara Gawai Nyobeng Dayak
Bidayuh Sebujit.
Gambar 1.2 Tokoh
masyarakat memberikan sambutan saat Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh
|
Acara
Gawai Nyobeng Bidayuh Sebujit saat itu bertepatan dengan bulan puasa agama
islam. Acara yang paling ramai gawai adalah ketika datangnya ritual nyobeng.
Acara ritual nyobeng ini dilakukan di rumah adat sebujit. Banyak sekali wisatawan yang datang ke rumah
adat sebujit, baik wisatawan lokal ataupun mancanegara. Penulis saat itu ikut
dalam perayaan nyobeng dengan berpakaian adat sebujit. Selain ikut menari
mengitari rumah adat, penulis juga diminta menuangkan minuman tradisional tuak
ke tamu undangan. Setelah acara nyobeng selesai, kegiatan dilanjutkan dengan
ramah tamah, panjat pinang terbalik dan lomba sumpit. Acara Gawai Nyobeng Bidayuh
Sebujit sebagai suatu alat untuk melestarikan dan mengenalkan budaya lokal ke
masyarakat umum dan masyarakat dunia. ( oleh Ana Mathofani, S.Pd.)
No comments:
Post a Comment