Tuesday, December 18, 2018

BUDAYA GAWAI NYOBENG DAYAK BIDAYUH SEBUJIT


Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan keberagaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku, budaya, ras, dan agama. Indonesia memiliki kebudayaan yang lengkap dan variatif. Keanekaragaman budaya Indonesia merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Beruntung sekali jika kita bisa berkeliling melihat keanekaragaman budaya Indonesia. 
Penulis memiliki kesempatan untuk melihat dan ikut serta dalam melestarikan salah satu kebudayaan Indonesia yaitu Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit, Kalimantan Barat. Kesempatan ini didapatkan ketika penulis terpilih menjadi salah satu guru SM3T di Kalimantan Barat. Guru SM3T adalah seorang sarjana muda yang dikirim oleh pemerintah untuk mendidik di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal). Pemerintah dengan program SM3T Kemendikbud mengirimkan guru-guru pilihan ke daerah 3T dengan tujuan memeratakan kualitas pendidikan di Indonesia. Penulis ditempatkan di Desa Sebujit, Kec. Siding, Kab. Bengkayang, Prov. Kalimantan Barat, lebih tepatnya di SMP N 3 Siding. Selain fokus terhadap pendidikan penulis juga ikut bersosialisasi dengan masyarakat. Salah satunya adalah ikut serta dalam acara pesta Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit.
Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit merupakan upacara adat untuk menyambut hasil panen yang rutin dilakukan. Upacara adat ini merupakan cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Jubata (Tuhan) atas hasil panen yang melimpah. Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit dilaksanakan selama satu minggu. Selama satu minggu acara Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit diisi berbagai macam kegiatan. Ada acara ramah tamah ke rumah tetangga seperti hari raya idul fitri, diisi dengan makan dan minum, ritual nyobeng (memandikan atau membersihkan tengkorak hasil mengayau oleh nenek moyang), lomba menyumpit, dan panjat pinang terbalik. Ketika acara ramah tamah penulis sedang menjalankan ibadah puasa ramadhan sehingga tidak bisa berkeliling menuju rumah-rumah penduduk. Makanan dan minuman yang disajikan tiap rumah berbeda-beda, tetapi ada satu makanan dan minuman yang pasti ada yaitu lemang dan tuak/arak. Setiap rumah terbuka untuk menyambut semua tamu yang hadir, tidak melihat dari mana asal tempat tinggal baik dari desa sebujit atau dari luar desa sebujit bahkan dari desa dan kecamatan lain. Suasana kekeluargaan sangat terasa ketika acara Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit.


Gambar 1.1 Peserta Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit sedang menari mengitari rumah adat.





Gambar 1.2 Tokoh masyarakat memberikan sambutan saat Gawai Nyobeng Dayak Bidayuh
Acara Gawai Nyobeng Bidayuh Sebujit saat itu bertepatan dengan bulan puasa agama islam. Acara yang paling ramai gawai adalah ketika datangnya ritual nyobeng. Acara ritual nyobeng ini dilakukan di rumah adat sebujit.  Banyak sekali wisatawan yang datang ke rumah adat sebujit, baik wisatawan lokal ataupun mancanegara. Penulis saat itu ikut dalam perayaan nyobeng dengan berpakaian adat sebujit. Selain ikut menari mengitari rumah adat, penulis juga diminta menuangkan minuman tradisional tuak ke tamu undangan. Setelah acara nyobeng selesai, kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah, panjat pinang terbalik dan lomba sumpit. Acara Gawai Nyobeng Bidayuh Sebujit sebagai suatu alat untuk melestarikan dan mengenalkan budaya lokal ke masyarakat umum dan masyarakat dunia. (oleh Ana Mathofani, S.Pd.)

No comments:

Post a Comment

Merdeka Belajar

 Merdeka Belajar Kebebasan setiap individu atas hak-haknya tanpa melanggar atau mengambil hak kebebasan individu lain-Ki HadjarDewantara Leb...