Sunday, August 11, 2019

Sepenggal Cerita dari Jagoi Babang


Kecamatan Jagoi Babang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bengkayang yang berada di wilayah paling utara Kabupaten Bengkayang. Salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Kecamatan Jagoi Babang terdiri dari enam desa, salah satunya adalah Desa Jagoi. Desa Jagoi terdiri dari 3 dusun; Dusun Sei Take, Dusun Risau, dan Dusun Jagoi Babang, dusun- dusun ini letaknya bersebelahan. Hampir seluruh penduduk Desa Jagoi adalah suku Dayak Bidayuh dan Dayak Iban. Kebanyakan penduduk adalah pedagang, pengrajin anyaman rotan, dan berkebun. Hal yang menjadi ciri khas dari kecamatan ini adalah kerajinan bidai dan barang-barang yang terbuat dari rotan. Selain itu, adat istiadat yang masih cukup kental, masyarakat yang hangat dan masih sangat mengenal istilah gotong royong serta bangunan rumah adat yang masih berdiri, membuat kecamatan ini menjadi sebuah kecamatan yang unik dan penuh dengan kebudayaan yang khas.
Kehidupan sosial yang ada di Desa Jagoi memiliki tingkat kekerabatan serta gotong-royong yang lumayan tinggi. Masyarakat terbiasa membangun rumah dan jalan secara bersama-sama. Seluruh masyarakat Desa Jagoi mayoritas beragama Kristen dan Katolik. Namun  mereka tetap menghormati umat yang beragama lain, apalagi saat kami tinggal di sana seluruh masyarakatnya sangat ramah dan toleransi agamanya juga sangat tinggi. Bahkan dalam memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari kami sering diberikan hasil sayuran dan buah-buahan saat mereka sudah panen. Pada saat masyarakat merayakan hari natal, kami juga menghormati mereka dengan berkunjung ke tiap-tiap rumah di Desa Jagoi. Sambutan dari mereka juga sangat baik dengan cara tidak memberikan arak, tuak maupun daging babi atau anjing yang selama ini sering menjadi makanan dan minuman pokok utama pada saat merayakan natal.
Masyarakat Jagoi menggunakan dua mata rupiah yaitu rupiah dan juga ringgit. Selain itu, setiap warung yang ada di Jagoi menyediakan produk-produk dari Malaysia. Masyarakat Jagoi lebih menyukai produk- produk dari Malaysia karena harganya bisa dibilang lebih murah. Selain itu mereka juga sering menggunakan mata uang ringgit untuk transaksi jual beli. Banyak juga warga Jagoi yang bekerja di Malaysia, bahkan ada juga yang menikah dengan orang Malaysia. Itu sebabnya pengaruh dari negara tetangga mudah masuk ke masyarakat jagoi. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi semangat cinta tanah air warga Jagoi, itu dibuktikan dengan antusias warga Jagoi saat mengikuti upacara bendera memperingati HUT RI, selain itu banyak acara yang dibuat untuk memperingati dan memeriahkan acara HUT RI.
Sebagian besar masyarakat Desa Jagoi bekerja disektor pertanian, ladang, dan kebun. Sektor pertanian dan ladang, misalnya bercocok tanam padi dan jagung. Sektor perkebunan yang utama yaitu karet dan sahang (merica) serta kelapa sawit. Penghasilan rata-rata per kepala keluarga dari getah karet sekitar Rp 50.000,00–Rp 100.000,00 per hari. Sedangkan dari hasil sahang yang panennya setahun sekali rata-rata penghasilannya sekitar 10-20 juta rupiah. Penghasilan tersebut tergolong cukup jika digunakan untuk hidup di daerah pedesaan di Pulau Jawa. Namun nilai tersebut berimbang dengan harga kebutuhan pokok yang cukup mahal di daerah Kabupaten Bengkayang yang harganya dua kali lipat jika dibandingkan dengan di Jawa. Hasil bumi selain itu adalah buah-buahan seperti rambutan, durian, pepaya dan langsat yang biasanya dimakan sendiri.
Adat istiadat dan budaya masyarakat Desa Jagoi cukup beraneka ragam. Banyak adat istiadat yang memiliki nilai-nilai luhur kearifan lokal, misalnya larangan antara laki-laki dan perempuan berdua-duaan di tempat yang sepi. Jika aturan ini dilanggar, bisa jadi yang bersangkutan akan dinikahkan langsung, atau jika menolak akan dikenakan denda adat yang bervariasi. Ada pula larangan menabrak hewan-hewan peliharaan seperti babi dan anjing. Inilah sekilas tentang tanah pengabdian saya di tanah Borneo ini. Bukan hanya menjadi kenangan dan mendapatkan pengalaman hidup yang luar biasa, tetapi tanah Kalimantan ini membuat saya jatuh cinta dan rasa ingin mengabdi lagi disana. (oleh Sri Harnani, S.Pd.)

No comments:

Post a Comment

Merdeka Belajar

 Merdeka Belajar Kebebasan setiap individu atas hak-haknya tanpa melanggar atau mengambil hak kebebasan individu lain-Ki HadjarDewantara Leb...