Anak adalah anugrah dari tuhan yang luar biasa. Dan
setiap orang tua selalu mendambakan memiiki anak yang cerdas, sehat dan
sempurna. Tetapi tidak semua anak memiliki kesempurnaan beberapa diantara
mereka memiliki keaadaan khusus. Dimasyarakat keadaan itu sering disebut
kecacatan.
Tidak ada satupun manusia yang meminta akan terlahir
dengan suatu kecacatan pada tubuhnya akan tetapi sering sekali orang tua
bersikap tidak peduli terhadap anak mereka yang memiliki kebutuhan khusus, di
kota besar masih kita jumpai anak berkebutuhan khusus yang belum bersekolah dan
tertangani dengan baik apalagi di daerah 3T (Terdepan Terluar Tertinggal) yang
sangat sulit untuk meyakinkan orang tua bahwa anaknya butuh pendidikan. Sering
saya jumpai para orang tua di tempat penempatan saya saat mengikuti program
SM3T banyak diantara mereka yang berfikir selagi anak masih bisa bekerja dengan
tenaga, mereka tidak butuh belajar. Dan mereka juga berfikir untuk apa
menyekolahkan anak berkebutuhan khusus hanya membuang buang waktu. Tetapi saya
juga belajar dari salah satu orang tua yang yakin untuk menyekolahkan putrinya
bernama Belkis yang menyandang tunarungu di SLB Negeri Adil Ka’Talino
Bengkayang sementara jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh sekitar 17 km.
Beliau berkata bahwa beliau merasa kasihan terhadap putrinya yang melihat adik
dan teman temannya bersekolah. putrinya hanya menunggu dirumah dengan wajah
sangat sedih tetapi dia tidak bisa berkata pada orang tuanya bahwa ia juga
ingin bersekolah. Saat ayahnya membelikan seragam sekolah untuknya dia sangat
senang sekali baju merah putih pertama yang dimilikinya sangat berarti
untuknya. Hari hari di sekolah belkis sangat bersemangat ayahnya yang bekerja
sebagai buruh setiap hari mengantarnya ke sekolah, belkis harus berangkat
sebelum jam 6 agar ayahnya tidak terlambat bekerja. Ayahnya bercerita di rumah
dia sangat senang memiliki buku, bisa menulis dia sering memamerkan
kemampuannya kepada teman teman dan adiknya dengan bahasa isyarat ia berkata
“lihatlah sekarang aku sudah bisa menulis”. Dan yang sangat membuat saya
bahagia sekarang dia sudah dapat mengerti uang.
Sangat berartinya sekolah bagi belkis, begitu juga
bagi anak-anak lainnya. Tetapi untuk mempertahankan SLB Negeri Adil Ka’Talino
Bengkayang tidaklah mudah. Banyak hal yang kami pada guru dan kepala sekolah
lalui. Gedung SLB yang di bangun pada tahun 2015 dan di buka untuk masuknya
siswa baru pada tanggal 7 September 2016, sementara guru guru SM3T baru sampai
di Bengkayang pada tanggal 6 September 2016. Sungguh pengalaman yang luar biasa
bagi saya merasakan menjadi guru di sekolah baru. Tidak hanya pengalaman
mengajar, tetapi juga pengalaman tentang administrasi sekolah. Saya yang
dibantu 2 rekan sesama guru SM3T Viki dan Nida belajar banyak hal dari mereka.
Walaupun saya lebih tua dari mereka, tetapi saya akui mereka adalah guru yang
lebih hebat dari saya.
Di Kabupaten Bengkayang masih banyak anak anak
berkebutuhan khusus yang belum bisa bersekolah alasan mereka diantaranya jarak
rumah yang sangat jauh, kesadaran orang tua, dan kondisi jalan yang sulit di
lewati anak anak. Di SLB Negeri Adil Ka’Talino Bengkayang belum memiliki asrama
inilah yang sering dikeluhkan oleh calon wali murid. Diharapkan untuk
kedepannya Sekolah ini dapat terus aktif dan tidak ada lagi siswa yang putus
sekolah. ( Oleh Nisa Kartika Hasanah,S.Pd)
No comments:
Post a Comment