Tuesday, January 22, 2019

Pendidik yang Sedang Belajar pada Peserta Didik


Indonesia bukan hanya Pulau Jawa yang berisi akan kota Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Ada beberapa Pulau, kota dan daerah di Jawa ataupun di luar Jawa yang perlu kita ketahui salah satunya yaitu Bengkayang. Sebuah kabupaten yang berada di Kalimantan Barat, terdiri dari 17 kecamatan dan berbatasan dengan negara tetangga, Malaysia. Merupakan daerah yang masuk dalam kategori Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T), daerah dimana tidak semua orang mengetahuinya dan tidak semua masyarakat di dalamnya dapat menikmati bunga kemerdekaan hasil perjuangan pahlawan terdahulu. Oleh sebab itu putra-putri terbaik bangsa diterjunkan untuk memenuhi janji kemerdekaan, meratakan pendidikan di daerah pelosok sebagai bentuk pengabdian kepada negeri.
Menjadi bagian di dalamnya adalah sebuah kebanggaan sekaligus sebuah tanggung jawab besar, selain harus bisa memberikan ilmu yang bermanfaat untuk peserta didik juga harus bisa memberikan kebermanfaatan lewat kehidupan bersosial dengan masyarakat sekitar. Bukan hal yang mudah agar bisa menyatu dalam kurun waktu yang cepat dengan kondisi beda bahasa, suku dan juga agama. Itu semua merupakan tantangan dan pengalaman yang sangat luar biasa dan pembuktian pada Indonesia tentang Bhineka Tunggal Ika “Berbeda-beda tetapi tetap satu” iya kita Indonesia di mana kita tinggal di situ langit dijunjung. Seperti apapun perbedaan agama, suku, dan bahasa kita harus tetap bisa saling menghormati dan menghargai.
Bengkayang salah satu daerah yang penuh dengan keberagaman, terdiri dari suku Dayak, Melayu, Thionghoa dan juga terdapat suku Jawa di daerah Trans. Selain itu agama pun beragam, Islam, Katolik, Kristen dan Cina tetapi dapat hidup rukun. Dari Bengkayang pula saya belajar tentang toleransi yang sesungguhnya tanpa membedakan apapun.
Menjadi lulusan Pendidikan Tata Boga menjadikan saya ditempatkan di SMK yang terdapat jurusan tata boga yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bengkayang, salah satu sekolah kejuruan yang terdiri dari jurusan Tata Boga, Akuntansi, Pemasaran, Pertanian dan Administrasi Perkantoran. Jurusan Tata Boga hanya terdapat 1 guru yang benar-benar lulusan sesuai bidangnya, oleh sebab itu saya ditugaskan di SMK Negeri 1 Bengkayang.
Berbeda dengan SMK pada umumnya yang berada di kota dan letaknya di Pulau Jawa ataupun pusat kota di Kalimantan Barat seperti Pontianak, SMK di Bengkayang terutama Jurusan Tata Boga praktik dengan alat terbatas dan bahan seadanya terutama untuk praktik makanan kontinental, dimana bahan yang dibutuhkan sering tidak ada atau tidak dijual dipasar, jika pun ada harus membeli di Pontianak. Oleh sebab itu guru di sini harus benar-benar dituntut agar bisa kreatif dan inovatif, praktik dengan bahan baku seadanya dan harus bisa menjelaskan macam-macam bahan atau alat yang digunakan tanpa media nyata melainkan dengan gambar.
Tidak jarang banyak siswa yang kurang trampil ketika mereka terjun ke dunia lapangan dibandingkan dengan siswa SMK di Pulau Jawa, karena dalam kegiatan belajar mengajar jarang praktik. Kondisi siswa yang rata-rata tempat tinggal jauh dan dituntut untuk kos atau tinggal bersama keluarga membuat siswa kesusahan untuk membeli bahan praktik jika ada bahan yang kurang dan harus dibeli, faktor tidak adanya kendaraan juga menjadi kendala para peserta didik.
Tetapi minimnya bahan dan alat untuk praktik tidak mematahkan semangat mereka untuk belajar, diberi waktu satu semester untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan pada Dunia Usaha membuat peserta didik menjadi trampil dan menambah wawasan. Dan tidak jarang para peserta didik menggunakan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya agar dapat mendapat ilmu sebanyak-banyaknya, paling tidak pengalaman dalam dunia kerja itu seperti apa. Bahkan waktu PKL selesai ada beberapa dunia usaha yang meminta peserta didik untuk tetap melanjutkan pekerjaannya atau meminta untuk kerja part time dan ketika lulus nanti peserta didik tersebut diminta untuk bekerja di tempat di mana peserta didik melakukan PKL.
Dari keadaan yang sangat jauh berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya di kota ataupun di Jawa membuat saya berfikir berlipat-lipat, betapa luar biasanya guru SMK dan para peserta didik di sini, selain guru yang dituntut harus kreatif dan inovatif peserta didik juga dituntut untuk mandiri. Awalnya saya merasa akan memberikan banyak pelajaran, materi ataupun lainnya tapi ternyata salah, justru sebaliknya saya yang banyak belajar dari para guru dan peserta didik SMK Negeri 1 bengkayang. Segala keterbatasan, kekurangan dan segala macamnya bukan penghalang untuk tetap melakukan kegiatan belajar dan mengajar. Melainkan itu semua adalah cara untuk para Guru dan peserta didik berkembang, berkembang dalam berfikir agar lebih kreatif dan belajar dengan cara yang sederhana tetapi bisa ditangkap oleh siswa.
Dari SM3T untuk Bengkayang melalui saya, adalah sebuah kebersyukuran yang tidak terhingga, betapa bersyukurnya diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan jauh sampai Kalimantan Barat hingga akhirnya mendapatkan pelajaran yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Dibukakannya mata dan hati senyata-nyatanya tentang pendidikan Indonesia yang katanya sudah merdeka tapi faktanya tidak semua penduduknya dapat merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Pendidikan yang masih sangat jauh jika disebut baik, tetapi tidak pernah mematahkan semangat para peserta didik untuk tetap mencari ilmu demi sebuah mimpi tanpa menuntut apa-apa pada negara maupun bangsa. Mereka cukup membuktikannya lewat nasionalisme yang luar biasa dan prestasi yang tidak jauh berbeda dengan orang-orang kota. Dan saya merasa menjadi pendidik yang sedang belajar pada peserta didik.
Tetap menjadi Bumi Sebalo yang asri dan penuh toleransi Bengkayang ku. Salam cinta untuk Bumi Sebalo dari kita di tanah Jawa….(oleh Cahyaning Nana Prativi, S.Pd.)


No comments:

Post a Comment

Merdeka Belajar

 Merdeka Belajar Kebebasan setiap individu atas hak-haknya tanpa melanggar atau mengambil hak kebebasan individu lain-Ki HadjarDewantara Leb...