Bengkayang
adalah sebuah kabupaten yang awalnya tidak pernah masuk dalam list tempat yang tidak disangka dapat saya
kunjungi. Namun nyatanya Tuhan memberikan kesempatan untuk menginjakkan kaki di
kabupaten yang memiliki julukan “Bumi Sebalo” ini. Sebenarnya nama Kabupaten
Bengkayang sudah tidak asing di telinga saya, karena pada saat kuliah, ada
beberapa teman yang memang berasal dari kabupaten ini.
Berawal
dari program SM3T, saya bisa menginjakkan kaki di Bumi Sebalo ini. Sungguh
merupakan hal yang baru buat saya harus berpisah dengan kedua orang tua dan
harus tinggal jauh. Namun di sini saya memperoleh banyak pengalaman, ilmu
tentang hidup, teman baru dan tentunya keluarga baru. SLB N Adil Ka’talino
Bengkayang merupakan tempat saya mengabdi sekaligus menimba ilmu selama satu
tahun di Bengkayang. Satu tahun yang sangat bermakna untuk saya, karena dalam
waktu satu tahun itu banyak sekali peristiwa menyenangkan, menyedihkan,
mengharukan, membahagiakan, menyebalkan namun saat ini semuanya pun menjadi
sesuatu yang begitu saya rindukan. Satu tahun di bengkayang sangatlah kurang
bagi saya untuk memahami beragam adat-istiadat, kebudayaan yang terdapat di
kabupaten ini. Karena di Kabupaten Bengkayang ini sangatlah kaya akan berbagai
ragam budaya yang masih sangat dipegang teguh oleh masyarakat di Kabupaten Bengkayang
ini. Meskipun di kabupaten ini terdapat berbagai suku, ras, agama dan etnis
tetapi rasa toleransinya terasa begitu kuat dan terjalin harmonis. Saya sangat
merasakan betapa rasa toleransi yang tinggi dijunjung oleh masyarakat di
kabupaten ini. Sikap menghormati dan menghargai di antara perbedaan benar-benar
saya apresiasi tinggi karena terjalin sangat indah, yang membuat saya merasa
nyaman tinggal di kabupaten Bengkayang ini meskipun hanya satu tahun saja.
SLB
N Adil Ka’talino Bengkayang, merupakan SLB pertama dan satu-satunya di Kabupaten
Bengkayang ini. SLB yang berdiri sejak tahun 2015 ini sudah memiliki gedung
yang megah dan luas. Namun Sekolah ini baru dapat dioperasikan mulai tahun 2016,
tepatnya setelah guru SM3T diterjunkan ke sekolah. Alasan sekolah baru dioperasikan
pada tahun 2016 ini karena di kabupaten ini belum terdapat lulusan guru SLB.
Dan 3 orang guru SM3T termasuk saya yang berasal dari jurusan PLB inilah yang
menjadi perintis pendidikan di SLB ini. Namun, saya bersama kedua teman saya
yang merupakan guru SM3T ini dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus tidak
sendiri. Saya dibantu oleh 5 orang guru honorer sekolah, namun mereka ini
bukanlah dari lulusan PLB, melainkan dari lain jurusan yaitu PG Paud,
Psikologi, dan Biologi. Pada awal masuk sekolah, SLB ini menerima sebanyak 14
siswa dengan berbagai jenis kebutuhan khususnya. Namun, seiring berjalannya
waktu, siswa yang aktif ke sekolah hanya tinggal 7 orang saja. Banyak faktor
yang menyebabkan banyak siswa tidak melanjutkan sekolah, antara lain akses yang
sangat susah dan jauh untuk menuju ke sekolah yang letaknya berada di tengah
kota kabupaten. Sedangkan banyak siswa yang tinggalnya di desa-desa terpencil
yang memiliki akses yang sangat susah, yang menyebabkan orang tua malas untuk
mengantarkan anak-anaknya ke SLB ini, dan lebih memilih untuk di rumah saja
tanpa memberikan pendidikan yang sesuai kebutuhan anak tersebut.
SLB
ini memiliki bangunan yang sangat bagus, dibandingkan sekolah-sekolah umum di
sekitarnya, namun SLB ini memiliki banyak kekurangan. Antara lain sarana dan
prasarana yang belum lengkap, seperti belum adanya listrik yang notabene menjadi salah satu penunjang
kegiatan pendidikan di sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah belum memiliki
cukup dana untuk menyalurkan listrik hingga ke sekolah, meskipun letaknya tidak
terlalu jauh dari jalan raya yang merupakan jalan utama kabupaten. Selain
listrik, sarana penunjang belajar seperti buku-buku pembelajaran, media
pembelajaran, alat bantu khusus untuk anak juga belum tersedia dengan lengkap.
Namun dengan semua keterbatasan itu, kami semua berusaha dan terus berusaha
untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
peserta didik yang kami didik. Kami para guru SM3T sangat terbantu dengan
adanya guru-guru honorer yang berasal dari warga asli sana, sehingga kami juga
dapat bertukar ilmu dengan mereka semua. Di sana kami juga masih belajar dengan
lingkungan dan kondisi peserta didik yang jauh berbeda dengan lingkungan dan
peserta didik yang ada di Jawa. Kami di sana dalam memberikan pembelajaran juga
harus menyesuaikan dengan bahasa dan lingkungan sekitar, agar anak mampu
menerima pelajaran yang diberikan.
Di
sini kami guru SM3T menjadi guru pokok, karena guru-guru lain belum mampu
memahami karakteristik dan cara mendidik anak-anak berkebutuhan khusus ini.
Namun para guru-guru di sini bisa memahami karakteristik anak dengan cepat, dan
mampu untuk mendidik dengan sabar dan ikhlas. Kalo dilihat dari sisi
penghidupan, guru-guru ini hanya memperoleh gaji yang sangat sedikit, dibanding
dengan kerja keras dan kesabaran mereka mendidik anak-anak berkebutuhan khusus
di sekolah ini. Guru-guru di sini juga memiliki pekerjaan sampingan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena jika hanya mengandalkan gaji
sebagai guru di SLB sangatlah kurang. Guru-guru di SLB ini memiliki jiwa yang
tangguh dan bertanggung jawab akan tugasnya sebagai guru. Hal ini terbukti,
meskipun mereka memiliki pekerjaan sampingan, tetapi mereka tidak pernah
melupakan kewajiban utama seorang guru yaitu mendidik anak-anak yang
membutuhkan layanan pendidikan khusus. Dari merekalah kami guru-guru SM3T
belajar tentang hidup, tentang perjalanan hidup yang memang harus lebih dulu diawali
dengan kepahitan, untuk memperoleh hasil yangmanis serta membahagiakan, serta kita juga belajar untuk
bekerja keras demi memperoleh apa yang kita inginkan. Mulai dari siswa-siswa
SLB, teman-teman guru, tetangga kontrakan, warga sekitar kontrakan, memberikan
banyak pelajaran hidup bagi kita untuk bekal membangun kehidupan nanti.
Bengkayang merupakan salah satu tempat yang memberikan banyak pengalaman bagi
saya sebagai seorang guru SLB, dan juga memberikan pelajaran bagi saya sebagai
manusia yang akan tumbuh dan berkembang menjadi dewasa hingga tua. Bengkayang
akan selalu memiliki tempat di hati saya, karena telah meninggalkan kenangan
yang amat sangat terlalu berharga untuk di lupakan.(oleh
Nida Ulaiqoh, S.Pd.)