Saturday, November 24, 2018

Perjuangan Guru di Tanah Khatulistiwa



Guru, setiap kali kata itu didengar pasti akan tergambar sebuah sosok pengajar yang berkiprah dalam dunia  pendidikan. Banyak statmen untuk sekarang ini mengenai guru dan tunjangannya. Statmen-statmen itu muncul karena kebanyakan dari pencetus statmen baru melihat guru dari kacamata luarnya saja. Bagi  yang sudah terjun di dunia pendidikan sebagai seorang guru maupun bukan, statmen itu akan sangat berbeda dengan yang dilihat dari luar.  Dan bagi yang yang benar-benar  melakukannya dengan tulus, maka akan merasakan kenikmatann yang luar biasa. Ya mungkin melihat pendidikan yang di kota tidak asing lagi dengan fasilitas pendidik maupun prasarana yang mendukung. Ketika kita melihat aaupun menjadi pemeran guru di di daerah yang sedikit dalam, pasti membutuhkan tekad dan semangat yang tinggi walaupun mungkin honor menggiurkan. Ketika menjadi seorang guru di tempat yang masih tertinggal dengan kondisi sekolah yang serba terbatas, terbatas fasilitasnya maupun terbatas gurunya, seorang guru dituntut untuk mengubah dan memaksimalkan pendidikan yang ada dengan mengaruskan bisa disegala bidang, sebagai guru rangkap pelajaran, pustakawan, administrasi sekolah dan lainya.
Seperti halnya dua orang guru yang mengajar di salah satu smp di kabupaten bengkayang Kalimantan barat.  Mereka berasal dari kabupateen tetangga yaitu kabupaten Landak. Kedua guru itu yakni Pak Andi dan Pak Handi. Pak Andi merupakan guru pegawai negeri yang mengajar utamanya bahasa inggris dan Pak Handi masih guru honorer yang mengajar utamanya bahasa Indonesia. Mereka untuk di lapangan mengajar lebih dari satu mapel.
Pak Andi termasik guru senior di sana. Beliau setiap hari berangkat dari rumahnya yang bisa dikatakan menempuh jarak yang lumayan. Beliau berangkat pukul 06.00 WIB untuk ke sekolah dengan sepatu boot kesangannya. Berangkat lebih awal bukan berarti jaraknya yang jauh, akan tetapi karena medan jalan yang berlobang dan berlumpur. Dengan kondisi medan yang demikian dan juga medan pegunungan, beliau mengusahakan datang lebih awal agar  sampai sekolah tidak terlambat. Itupun ketika cuaca bagus, ketika cuaca kurang bagus kadang-kadang jalan susah untuk dilewati. Kedatangan beliau merukan kedatangan yang dinantikan oleh siswa-siswanya. Siswa menantikannya karena guru yang ada disekolah itu terbatas. Guru yang ada dua PNS dan yang lain honorer, dengan adanya peraturan untuk pembayaran guru honor tidak boleh lebih dari dana bos, maka pengajaran sangat terbatas dan kekurangan guru. Kekurangan tenaga pendidik merupakan salah satu kendala dalam pembelajaran. Guru yang merupakan jantung dari sekolah, apabila kekurangan maka pembelajaran di sekolah tidak akan berjalan dengan baik.
Ini seperti kisah dari pak Handi yang menjadi guru honor di dua sekolah, dua Kabupaten yang berbeda. Untuk hari senin sampai kamis mengajar di sekolah yang sama dengan pak Andi, sedangkan jum’at dan sabtu mengajar di sekolah di Kabupatenya sendiri. Guru muda ini yang keturunan dayak melayu, mengabdi untuk memajukan pendidikan yang tergolong masih tertinggal dilain halnya untuk pekerjaan lain dengan  iming-iming gaji lebih besar, akan tetapi dia memilih untuk tetap menjadi guru. Beliau mendedikasikan dirinya untuk pendidikan dengan pengabdian yang mana dengan honor hanya mencukupi  makan keseharianya bahkan kurang tetapi masih tetap dengan cita-citanya yang mulia di pendidikan. Pak Handi selain mengajar juga secara tidak langsung penjaga sekolah, karena setelah mengajar dia menginap diruang sekolah bukan karena tugas, tetapi jika bolak balik kerumahnya maka tidak cukup honornya untuk perjalanan. Dengan iktikat yang begitu besar beliau setiap hari minggu menambah penghasilan dengan noreh getah karet ataupun buruh untuk mencukupi keseharianya karena apabila hanya mengandalkan dari honor ngajarnya maka tidak cukup.  Pendidikan yang masih membutuhkan banyak guru, perlulah merubah pandangan tentang pendidikan terutama guru, karena masih banyak diluar sana yang mendedikasikan sebagai guru dengan cita-cita memajukan pendidikan di Indonesia

(by. Arif Munandar, S.Pd)

Merdeka Belajar

 Merdeka Belajar Kebebasan setiap individu atas hak-haknya tanpa melanggar atau mengambil hak kebebasan individu lain-Ki HadjarDewantara Leb...